Sabtu, 06 April 2019

Bismillahirrahmanirrahim...

Hari ke-10
Game Level 1 Kelas Bunda Sayang Batch #5
Institut Ibu Profesional

Si bungsu, Little F, sekarang sudah menginjak umur 2 tahun 4 bulan. Kira-kira sebulan lalu, saat masih menggunakan pospak, ada tetangga yang menegur. Sudah besar kok masih pakai pospak. "Anak saya dulu sudah lepas pospak lo sejak usia 1 tahun" ujarnya. Saya sebenarnya memang sudah kepikiran pengen sih men-toilet training (TT) si bungsu ini, apalagi duuh sampah pospak itu kan sulit sekali terurai ya. Namun disisi lain, saya trauma dengan pengalaman kakaknya, yang agak sulit proses TT nya, drama terus, yang mana hingga umur 4 tahun baru bisa lepas pospak sepenuhnya.

Little F in the bus
Tibalah pada suatu hari sebulan yang lalu, kami kehabisan pospak. Saya maju mundur mau beli pospak. Akhirnya membulatkan tekat untuk tidak beli pospak. No! Pikir saya. Daripada saya terus menerus mengotori bumi hanya demi ego 'malas' dan 'takut' men-TT anak saya. Dengan bulat tekat, saya pakaikan anak saya celana dalam. Seadanya saja. Saya pakaikan celana kodok milik little F ketika bayi, eh ternyata masih muat sebagai celana dalam. Awalnya saya ajak ke kamar mandi 15 menit sekali. Belum keluar ternyata. Lalu setengah jam sekali. Alhamdulillah tidak bocor. Sehari, dua hari ternyata berhasil. Malam pun langsung tidak saya pakaikan pospak. Alhamdulillah tidak bocor, meski tengah malam harus digotong ke kamar mandi untuk buang air kecil.

Nah, dramanya baru terjadi beberapa hari lalu. Kakak H akan pergi rekreasi bersama teman-teman sekolahnya naik bis. Pendamping boleh ikut. Akhirnya kami sekeluarga ikut kakak H rekreasi. Nah gimana nih little F baru proses latihan TT. Saya belum berani mengajak naik bis tanpa pospak. Takut ngompol di jalan. Akhirnya saya pakaikan pospak donk selama ikut rekreasi.. duh menyesal saya 😭

Three of them in the bus
Karena seharian kemarin pakai pospak (selama di bis), keesokan harinya little F lupa lagi TT nya. Mulai lagi dari nol. Dalam sehari dia ngompol 3x di ruang tengah. Duh saya mau nangis rasanya 😭. Akhirnya saya tahan emosi saya, fiuh. Ini murni kesalahan saya memakaikan pospak pada little F, bukan salah dia kalau sekarang dia ngompol lagi. Lalu saya pakai jurus komunikasi produktif. Dengan intonasi suara yang ramah, saya mulai menasihati little F.

👩 " Dek, nanti kalau mau pipis lagi bilang ya. Gimana bilangnya? Ma, pipis. Gimana dek?
👦 " Ma.. cicis"
👩 " Iya bener gitu. Pinter. Nanti bilang ya dek kalau mau pipis. Nanti kita pipis ke kamar mandi ya. Dimana dek kalo pipis? Kamar.. man...."
👦 "diiiiiii..."
👩 "Oke sayang"
👦 "Iya mama"

Saya juga tidak lupa selalu mengingatkan little F ketika ingin pipis (mengutarakan keinginan). Tentu saja saya juga tidak berhenti bertanya kepada little F "Dek, pipis yuk". Trus little F gimana jawabnya? "Emoh.. emoh" tandanya belum mau pipis. Kalo sudah mau pipis gimana little F jawabnya? Dia senyum-senyum saja, senyum malu-malu sambil memegang celananya. Terkadang anak-anak lebih bisa dimengerti dengan bahasa tubuhnya daripada bahasa lisannya 🤣. 

"Your son will hold your hand for a little while but your heart for a lifetime"

#hari10
#gamelevel1
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
@institut.ibu.profesional

Kirim pesan kamu disini....

Dyarilonia . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates