Bahasa Inggris dan Memasak
Pada hari pertama ketika saya sampai di Banyuwangi, saat itu tepat pada minggu kedua di waktu liburan saya. Ringtone gamelan sunda di nokia 7610 saya berbunyi, tanda panggilan masuk. Saya melihat layar dan mengeja huruf yang terpampang. Nomor tak terdaftar di Phonebook. “ kosong- dua-satu” eja saya. Pasti nomor Jakarta. Tapi siapa ya?
“Assalamu’alaykum..”
“Wa’alaykumsalam..”
Perbincangan berlanjut. Bla bla bla bla...
Intinya adalah saya akan dijadwalkan untuk mengikuti tahap interview dari beasiswa yang saya apply beberapa waktu lalu. Alhamdulillah, saya sujud syukur untuk hal yang satu itu. Namun ternyata, interview akan diadakan 7 hari dari hari saya di telpon itu dan interview dilaksanakan di Jakarta, tepatnya di daerah Palapa Pasar Minggu. Arrgghh.. Liburan saya di Banyuwangi.. akan berakhir mengenaskan.. jadi cuma 5 hari.. Huhu T.T Mana puas!
Dengan berat hati saya meninggalkan Banyuwangi tercinta. Meskipun Ibu sangat mendukung saya untuk kembali ke Bogor dan menyelesaikan interview ini. Celotehan riang yang membuat rumah ramai itu kini telah pergi kembali. Meninggalkan Bapak dan Ibu tercinta, kembali ke perantauan.
-Di Bogor-
Hari pertama berada di Bogor dihiasi dengan acara bersih-bersih dan menghabiskan jajanan yang dibawa dari Banyuwangi dan Jogja (ke Bogornya transit di Jogja dulu). Hehe.
Lalu saya ingat dengan interview besok. Saya sms kakak tingkat yang sudah terlebih dahulu mendapatkan beasiswa itu. Dan yang membuat saya shock, interview in English! Awalnya saya biasa saja. Merasa siap dengan Bahasa Inggris yang dipunya. Tapi ujung-ujungnya, ketar ketir juga. Saya melupakan beberapa Vocabulary penting yang seharusnya sudah dikuasai. Semalam itu saya membaca ulang aplikasi yang telah saya kirimkan berupa essay, profile, dan additional question yang semuanya in English.