Seminggu yang lalu, pukul 19.00 malam...
선생님 (baca : sonsengnim. guru bahasa korea saya) menceritakan beberapa perbedaan kebiasaan orang korea dan orang Indonesia. Kebiasaan tersebut antara lain :

1. Kebiasaan berjalan
Orang korea paling suka berjalan cepat. Saya juga terkadang terkejut dengan kecepatan berjalan Sonsengnim. Saya termasuk penganut "pejalan cepat" di kalangan teman-teman saya. Saya sering gemes klo berjalan bersama teman yang jalannya sedikit lambat. Tapi, Sonsengnim berjalan 2 kali lebih cepat daripada saya. Heu.. Orang korea memang paling suka yang cepat-cepat. Termasuk internet. Jaringan internet di Korea merupakan yang tercepat di dunia. Ketika Sonsengnim ke Indonesia, internetnya jadi lemot abis. :-P
Namun, tidak selamanya cepat itu bagus. Sonsengnim bercerita, orang korea suka sekali yang cepat-cepat termasuk dalam membangun gedung atau jembatan. Tapi akibatnya, gedung dan jembatan di Korea kurang bagus kualitasnya. Beberapa kali terjadi kecelakaan akibat runtuhnya jembatan dsb.

2. Kebiasaan merokok
Di korea, apabila seseorang ingin merokok tidak boleh di sembarang tempat, apalagi kendaraan umum. Tersedia tempat tersendiri untuk orang merokok. Namun di Indonesia, ketika Sonsengnim naik angkot, bapak supirnya menyalakan rokok tapi tidak menghisapnya. Hanya dipegang dan dibiarkan begitu saya. Padahal asapnya sangat mengganggu anak-anak dan ibu hamil yang ada di angkot tsb. Heu.. 정말 담배 싫어

3. Kebiasaan membuang sampah

trash bag korea
Waaa.. saya paling takjub dengan kebiasaan yang satu ini. Di korea, setiap sampah rumah tangga harus dimasukkan di dalam trash bag yang berlabel yang berisi nama daerah sampah tersebut berasal. Trash bag yang dipakai juga bukan sembarang trash bag. Trash bag harus beli dengan harga yang lumayan mahal. Artinya semakin banyak kita membuang sampah (terutama sampah plastik), semakin banyak uang yang kita keluarkan untuk membeli trash bag. Sampah di sana dikelola dengan baik dan rapi. Selain itu, di korea sangat dilarang untuk membuang sampah sembarangan. Misalnya ketika di halte bus kita duduk sambil memakan permen lalu tidak sengaja membuang sampah permen sembarangan, maka kita bisa didenda oleh polisi sebanyak 30.000 won (1 won = 7-13 rupiah). Begitu pula jika membuang putung rokok sembarangan . Bisa di denda 30.000 won juga..

Bagaimana dengan kita?

Bisa juga kok. Mulai dari yang kecil dan mulai dari diri sendiri. Contohnya : membantu mengurangi  pemakaian plastik dengan cara membawa air minum dari rumah saja daripada membeli air minum dalam kemasan. Atau bisa juga dengan mengurangi penggunaan kantong plastik. Kalo lagi beli makan ato belanja di supermarket, lebih baik membawa tas sendiri dari rumah. Saya juga gitu kok. Bagaimana dengan anda? :-)