Kamis, 04 April 2019

Bismillahirrahmanirrahim...

Hari ke-8
Game Level 1 Kelas Bunda Sayang Batch #5
Institut Ibu Profesional

Percakapan sore itu..
👩"Pah, makan diluar yuk lagi males masak nih"
🤵"Boleh, mau makan dimana?"
👩"Hm.. di resto situ tuh yang baru buka. Resto A"
🤵"Jangan disitu, di resto B aja gimana? Enak lo disitu, kemarin baru kesana sama teman kantor"
👩"Yaudah deh terserah papa"
🤵"Lho,kok terserah sih. Bener nih terserah?" *akhirnya ke resto B beneran
👩*akhirnya merengut sepanjang jalan "huhu, dasar ga peka" dalam hati
🤵"Kenapa ma? kok merengut"
👩"Gakpapa"
🤵"Lha, tadi katanya terserah"
Akhirnya, percakapan dingin sepanjang malam itu...

Siapa nih diantara pembaca saya yang kalau lagi berbicara dengan suaminya, ngobrol ringan padahal, eh kok malah ujung-ujungnya berdebat ya? Hayo.. Saya juga sih terkadang. Lagi ngobrolin mau makan apa, eh kok akhirnya malah keluar kata "terserah", tanda saya lagi malas berdebat untuk menghindari konflik. Tanda-tanda komunikasi tidak produktif ini.
 

Sebenarnya kenapa ya, kita bisa berdebat? Menurut buku yang saya baca, salah satu tantangan besar dalam hubungan kasih sayang antara laki-laki dan perempuan itu adalah berinteraksi dengan perbedaan-perbedaan yang ada pada keduanya. Ketika mereka berbeda pendapat, maka diskusi akan berubah menjadi perdebatan yang akhirnya menjadi percekcokan dan perselisihan. Lalu keduanya berhenti bicara, dan dipenuhi kemarahan. Perdebatan ini tidak hanya melukai perasaan masing-masing, tetapi juga sangat berpengaruh pada hubungan keduanya. Bahkan, perdebatan ini adalah unsur terpenting dari robohnya suatu ikatan lo.. Hii.. Naudzubillahimindzalik ya Allah..

Saya punya tips nih bagaimana menghindari perdebatan antara suami istri. Saya juga masih belajar terus ya ini.
1. Hadapi perdebatan dengan hati yang lapang. Ikhlas. Terima pemikiran suami. Sebenarnya terkadang kita tersinggung bukan karena isi perdebatan suami iya kan? Namun sikap suami saat menyampaikan diskusi itu. Kadang beliau nya agak menggebu-gebu, lalu kita merasa pendapat kita tidak didengar, trus kita baper. Haha.
2. Redam emosi. Kunci semua komunikasi sepertinya ini ya. Emosi yang stabil akan membuat komunikasi menjadi produktif dan efektif.
3. Gunakan kata yang logis, mudah dimengerti dan tidak ambigu. Kata "terserah" itu kan ambigu ya, sebaiknya jangan dipakai ya buibu.
4. Kontrol nada bicara dan bahasa tubuh. Gunakan nada bicara yang ramah, lembut dan jangan pakai nada tinggi ya.
5. Eye contact. Tatap mata suami. Tapi menatapnya jangan melirik ya. Tatap dengan sepenuh hati sambil syukuri apa yang kita lihat.
6. Choose the right time untuk minta maaf. Minta maaf kepada suami bisa melembutkan hati.

" Sebab hidup terlalu singkat untuk membiarkan orang lain menentukan apa yang membuat kita bahagia"

Sumber bacaan : Psikologi suami istri oleh Dr. Thariq Kamal An-Nu'aimi penerbit Mitra Pustaka

#hari8
#gamelevel1
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
@institut.ibu.profesional



Kirim pesan kamu disini....

Dyarilonia . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates