Rabu, 30 Juni 2010


“ Kepintaran itu bukan hanya disini.. tapi juga disini sayang”,kata Bu Betty sambil menunjuk dahi gadis kecil itu, kemudian berganti menunjuk dadanya.



Dya. Gadis kecil yang dimatanya kulihat telaga bening yang kemudian jatuh ke jurang di pipinya yang memerah. Bahunya naik turun dan dadanya kembang kempis sesengukan ketika aku memergokinya di dekat pohon bungur di samping sekolah. Kudekati gadis manis ini. Cepat-cepat dia mengusap mata beningnya. Menghapus bekas telaga yang terbentuk di mata itu. Sekolah telah usai setengah jam yang lalu. Tak banyak anak yang tersisa di sekolah selain sekumpulan anak pramuka yang sedang mempersiapkan diri untuk berkemah sabtu minggu besok. Aku mendekat dan duduk tepat di sampingnya.
“Kenapa sayang?” Aku mengusap punggungnya.
Hanya diam yang kudapat.
Aku menunggunya. Menunggu kata-kata yang terucap. Aku menunggu. Tidak biasanya. Dya yang kukenal adalah anak yang pandai, selalu tersenyum, riang dan aktif di segala macam acara di sekolah. Sudah setengah jam aku menunggunya berbicara. Namun dia tak kunjung bicara. Tepat ketika aku hendak berdiri dan meninggalkannya sendirian, tiba-tiba aku mendengar suaranya,

“Ibu, apa sebenarnya kepintaran itu? Apakah hanya dinilai dengan angka-angka? Apakah hanya dinilai dengan kemampuan dia mengerjakan ujian? Apakah pandai itu berarti dia hafal semua jawaban? Apakah pandai itu berarti segalanya?
“Ibu, apakah aku salah jika aku dikaruniai otak yang tidak secemerlang teman-temanku? Apakah aku salah jika aku tidak mampu menghafal dengan baik seperti teman-temanku? Mengapa kini begitu susah bagiku mengerti semua pelajaran yang diajarkan?”
“Ibu..aku takut dengan diriku. Aku takut dengan semua beban yang diberikan padaku. Aku takut beban ini terlalu berat untukku. Aku takut jatuh ibu...Aku takut”

Kupeluk tubuhnya yang montok. Kini aku paham apa yang terjadi. Setelah tadi pagi kubagikan berkas ujian miliknya yang memang kurang memuaskan, mungkin inilah penyebabnya.

“Sayang, kalau kamu bertanya tentang apa sebenarnya kepintaran itu, Ibu hanya bisa menjawab bahwa kepintaran itu ada 4 macam. Kepintaran Intelektual (IQ) yaitu kepintaran yang bersumber dari otak dan digunakan untuk berfikir, berlogika, menghafal dan menjawab soal-soal. Kepintaran yang kedua yaitu kepintaran Adversity (AQ) yaitu kepintaran untuk bertahan di saat yang sulit, bahkan untuk mengubah hambatan menjadi peluang. Kepintaran yang ketiga adalah kepintaran emosional (EQ) dimana kepintaran ini berasal dari qalbu. Kepintaran ini merupakan kepintaran untuk mengenal emosi diri, kemampuan untuk memotivasi diri dan kemampuan kita untuk bersinergi dengan lingkungan. Kepintaran yang terakhir adalah kepintaran yang sering disebut dengan SQ (Kepintaran Spiritual). Kepintaran ini bersumber dari hubungan kita dengan Sang Pencipta. Dan kepintaran yang terakhir, yang merupakan gabungan dari kepintaran yang sebelumnya adalah ESQ (Kepintaran Emosional dan Spiritual). Kepintaran ini sangat diperlukan untuk memulai hubungan antara manusia dengan manusia dan lingkungan sekitarnya serta dalam kaitannya dengan hubungan antara manusia dengan Allah Swt.”

“Sayang, setiap manusia di dunia ini diberi beban yang sesuai dengan kapasitas dirinya. Ketika kamu dihadapkan dalam keadaan yang sulit dan masalah yang berat, jangan pernah katakan ya Allah masalahku sangat berat, tapi katakanlah, wahai masalah yang berat sesungguhnya Allah ku sangat besar. Ibarat ketika kamu dihadapkan dengan tembok yang amat tinggi dan tak ada lagi jalan bagimu untuk keluar, apalagi yang harus kita lakukan selain berusaha sekuat tenaga untuk menghadapinya?. Sayang, ingatlah,kamu punya Allah yang sangat berkuasa atas segala sesuatu. Hanya Allah yang bisa membolak balikkan hati manusia”

Sayang, bermimpilah. Taruh cita-citamu di dalam hatimu, otakmu, jiwamu dan ragamu. Biarkan dia merasuk dalam tiap-tiap helai neuronmu. Kemudian berusahalah mengejarnya. Dan yang kita perlu hanya kaki yang berjalan lebih jauh dari biasanya, tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya, mata yang akan menatap lebih lama, lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja, dan hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya, serta mulut yang akan selalu berdoa” *

Dan kamu akan dikenang sebagai orang yang masih punya mimpi, dan percaya pada kekuatan mimpi dan mengejarnya, bukan orang biasa yang tanpa tujuan, mengikuti arah dan kalah oleh keadaan”*

“Kepintaran itu bukan hanya disini.. tapi juga disini sayang”, aku menunjuk dahinya kemudian berganti menunjuk dadanya.




Selasa, 29/06/10 pukul 21:10
Dibuat sebagai refleksi dan perenungan untuk nilai mata kuliah SOIP yang kurang memuaskan. Saya menyadari usaha yang saya lakukan kurang maksimal dan semoga ini menjadi pelajaran supaya dapat mengatur manajemen diri dengan lebih baik.

Footnote : *dari novel 5 cm

3 komentar

cieeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeee

REPLY

Cie opo cobaa?? Weee :P
Heh,,mbak cilik,,ayo follow akuuu

REPLY

Mbak ciliiikkkk..
Ayo follow mee :D

REPLY

Kirim pesan kamu disini....

Dyarilonia . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates